Di
dalam kehidupan ini, sebagai seorang manusia tentu saja tidak bisa terlepas
dari apa yang disebut bahasa. Semua aspek dalam kehidupan manusia tidak lepas
dari peranan bahasa. Coba kita bayangkan bila kehidupan manusia tanpa memiliki
kemampuan berbicara. Bahasa digunakan untuk bekerja sama, berinteraksi dengan
sesama, menyampaiakn buah pikiran , mengungkapkan kata dan mengidentifikasi
diri. Disamping itu, bahasa juga berperan dalam mengenal diri sendiri, budaya
sendiri maupun budaya orang lain. Selain itu, bahasa memungkinkan kita untuk
mengemukaan gagasan maupun perasaan, berpartisipasi dalam ajang kehidupan,
menumbuhkan semangant dalam mengungkap bakat dan upaya meningkatkan daya cipta
kreasi manusia.
Dalam
perkembangannya, bahasa inggris merupakan bahasa yang digunakan oleh lebih dari
separuh penduduk di dunia. Sebagian menjadikannya sebagai bahasa sehari-hari.
Dan tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai bahasa nasional atau bahasa
pertama.hal tersebut menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa globalyang dapat
menjembatani dan menghubungkan segala kepentingan dalam berbagai bidang dan
sendi kehidupan manusia di seluruh negara. Penguasaan bahasa Ingggris merupakan
suatu hal yang nutlak bagi setiap individu yang inin berkembang, maju dan
sukses.
Lalu
mengapa mempelajari bahasa Inggris itu menjadi sangat penting? Pertanyaan ini
selalu muncul di kalangan pelajar di tingkat sekolah dasar maupun di tingkat
lanjut. Tentu saja! Dengan belajar bahasa Inggris, kita dapat mempelajari
banyak hal dari berbagai negara karena bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang digunakan oleh sebagian besar penduduk di seluruh dunia. Di
samping itu, dengan mempelajari bahasa Inggris, kita juga dapat menguasai
berbagai bidang ilmu pengetahuan karena banyak buku yang mengupas tentang ilmu
pengetahuan ditulis dalam bahasa Inggris.
Dalam
praktek di lapangan, pembelajaran bahasa Inggris semata-mata bukan sebaiknya
menyenangkan, tetapi haruslah menyenangkan. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa
Inggris “harus” menyenangkan. Alasannya adalah karena esensi dari pembelajaran
bahasa adalah komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan
encoding berjalan dengan baik dan selaras. Kedua proses ini bisa berjalan
dengan baik dan selaras jika decoder dan encoder memiliki pengetahuan dunia dan
bahasa yang relatif sama.
Namun
terkadang apa yang kita ajarkan kepada peserta didik dengan sangat cepat
memiliki dampak yang berbeda. Mereka bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang
diajarkan kepada mereka. Pembelajaran pasif tidak akan mampu menuju makna
belajar yang sesungguhnya. Alangkah bijak jika kita menarapkan apa yang pernah
dinyatakan oleh Confusius tentang konsep belajar yang sesungguhnya.
“Apa yang saya dengar, saya
melupakannya”
“Apa yang saya lihat, saya mengingatnya”
“Apa yang saya lakukan, saya
memahaminya”
Ketiga konsep belajar
tersebut akan mendorong terwujudnya konsep belajar yang aktif. Suatu konsep
belajar yang mengaktifkan beragam indra, mendorong rasa kebersamaan, membangun
rasa percaya diri, antusiasme belajar dan menguatkan kemampuan dasar kecerdasan
yang terdiri dari kognitif, motorik, atensi dan emosional.
Pembelajaran
yang aktif akan membuat siswa mengalami suatu hal yang kita namakan dengan
“flow” alias “mengalir” selama pembelajaran berlangsung. Mereka merasa terlibat
langsung dan mampu membenamkan diri dalam kegiatan pembelajaran serta memberi
perhatian penuh pada setiap peritiwa yang terjadi selama kegiatan berlangsung.
Dan yang terpenting adalah ketika mereka menikmati apa yang sedang mereka alami
dalam proses pembelajaran.
Oleh
karean itu, pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung
penguasaan dan pengembangan keterampilan serta kemampuan berbahasa dan bukan
untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
Tapi sayang terkadang kita enggan untuk mengajar secara maksimal di dalam kelas.
ReplyDelete