Dengan kekayaan itu, Hurun menempatkan Liang di posisi teratas orang terkaya di China. Sedikit berbeda dengan Hurun, majalah Forbes juga tahun ini menempatkan Liang pada posisi ke-2 orang terkaya di China dengan kekayaan sebesar 9,3 miliar dollar AS.
Lembaga Riset Hurun mengatakan, Liang adalah salah satu
miliarder China yang terus mengalami peningkatan kekayaan meskipun ekonomi
dunia menghadapi krisis dalam beberapa tahun terakhir. Liang Wengen dikatakan
mendapat keuntungan dari penjualan peralatan konstruksi. Apalagi, pertumbuhan
ekonomi China salah satu faktor terbesarnya didorong oleh pembelanjaan untuk
proyek prasarana umum seperti jalan, jembatan, dan bandara. Perusahaan milik
Liang membantu pembangunan tersebut dengan menjual berbagai jenis alat berat
itu.
Sany tercatat sebagai perusahaan alat berat terbesar di
China dan menempati posisi sebagai produsen alat berat dan konstruksi keenam
terbesar di dunia. Pada akhir 2010, perusahaan ini berhasil membukukan
penjualan sebesar 7,6 miliar dollar AS.
Pada pertengahan 2011, nilai kapitalisasi pasar Sany
mencapai 21,59 miliar dollar AS. Perusahaan ini juga memiliki 53.000 pekerja di
seluruh dunia.
Beberapa produk unggulan Sany antara lain adalah trailer
dan truk beton. Selain itu, Sany juga memproduksi mesin bor minyak dan mesin
derek. Dengan produk unggulan tersebut, penjualan Sany terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sehingga harga sahamnya di pasar saham China
juga melonjak hingga 50 persen.
Oleh karena itulah, Liang kemudian mendapat penghargaan
sebagai The Best Employer of Chinese Listed Companies selama dua tahun
berturut-turut sejak 2010.
Penghargaan itu menunjukkan bahwa kinerja perusahaan milik
Liang memang baik. Tak hanya melayani pasar China ataupun Asia, Sany juga
menyasar kawasan Afrika, Amerika Latin, Amerika Serikat, hingga Rusia.
Salah satu keberhasilan Liang dalam memasarkan produk alat
beratnya adalah saat dirinya bertemu dengan Perdana Menteri Kenya Raila Odinga
pada Mei 2009 lalu. Dalam pertemuan dengan salah satu pemimpin Afrika Timur
ini, Wengen berhasil menjual sekitar 160 mesin konstruksi.
Kesuksesan ini membawa nama Sany sebagai salah satu
pemasok alat berat utama di Kenya. Sany juga terpilih sebagai penyuplai utama
bagi Kementerian Pembangunan Jalan dan Pelabuhan Kenya.
Tentu saja kesuksesan Sany membuat tantangan Liang juga
semakin besar. Selain harus mempertahankan pasar alat beratnya, dia juga harus
terus mengembangkan produknya sehingga bisa bersaing dengan produsen alat berat
lain. Untuk itu, Liang kemudian bekerja sama dengan salah satu perusahaan alat
berat asal Jerman.
Dengan menggandeng perusahaan Jerman, Liang berharap kualitas
produk alat beratnya akan semakin meningkat. Dia juga terus berupaya untuk
berinovasi dalam pengembangan mesin manufaktur, kelengkapan peralatan, dan
presisi mesin. Tak hanya itu, Liang juga menghindari dari kemungkinan merger
dengan perusahaan alat berat lainnya. Sebab, menurut Liang, dengan memilih
investasi langsung dan berdiri sendiri maka uang hasil bisnis itu tentu akan
lebih aman.
No comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat dan menghibur. Silahkan tinggalkan komentar demi kemajuan blog ini. Saya akan segera membalas komentar anda.