Di tengah-tengah kompetisi globalisasi yang semakin
modern seperti itu sangat dibutuhkn kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
handal. Padahal berdasarkan data yang dikeluarkan oleh HDR (Human Resource
Department) 2005 dinyatkan bahwa Human Development Index (HDI) Negara Indonesia
berada di posisi 110 (Denny, 2005: 221). Data tersebut menunjukkan rangking
kualitas SDM Indonesia berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya
seperti Singapura, Thailand dan Malaysia.
H.A.R Tilaar (2002: 1) menyatakan bahwa kualitas Sumber
Daya Manusia yang rendah tentu tidak
menguntungkn bagi perkembangan suatu bangsa. Kulaitas Sumber Daya Manusia
ditentukan oleh mutu dan kualitas pendidikan Oleh karena itu, haruslah ada
kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang memiliki
daya saing dalam menghadapi tantangan dan peluang arus globalisasi. Salah satu
pemeran utama yang tepat dalam menciptakan Sumber Daya yang berkualitas adalah
pada pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional.
Sekolah mempunyai andil yang penting dalam menciptakan
SDM yang berkualitas. Untuk menciptakan harapan tersebut, pemerintah telah
mengambil kebijakan di bidang manajemen sekolah yang disebut Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dengan dikuatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendiidkan Nasional nomor
20 Tahun 2003 sebagai berikut
Pengelolaan
satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dilaksankan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah/madrasah.
Keefektifan program Manajemen Berbasis Sekolah adalah
standar mutu sekolah dengan akuntabilitas publik yang cukup tinggi, manajemen
yang partisipatif dan transparan. Untuk tolak ukur mutu sekolah sangat
ditentukan oleh salah satu factor, yaitu prestasi peserta didik (student achievement).
Paradigma ini sangat penting karena masyarakat beranggapan bahwa sekolah yang
maju adalah yang unggul dalam prestasi.
Upaya untuk meningkatkan prestasi peserta didik
(student achievement) tidaklah mudah. Ada banyak tantangan dan hambatan dalam
mewujudkan hal tersebut. Hal ini juga dihadapi di lingkungan SD Negeri
Cangkring B2 Kecamtan Karanganyar Kabupaten Demak. Sekolah yang letaknya di
ibukota kecamatan, prestasi peserta didiknya dari tahun ke tahun statis dan
tidak berkembang. Untuk bersaing ditingkat Kecamatan saja sulit. Kalah dengan Sekolah
Dasar lainnya. Hal ini juga berimbas kepada kepercayaan dan antusiasme masyarakat untuk menitipkan putra-putrinya di
SD Negeri Cangkring B2. Sejak pertama kali melaksankan tugas di SD Negeri
Cangkring B2 banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi dalam rangka meningkatkan
prestasi peserta didik.
Dari berbagai masalah yang dapat diidentifikasi. Untuk
mengatasi masalah di SD Negeri Cangkring B2 Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Demak meliputi berbagai hal seperti : iklim sejuk dan budaya sekolah, manajemen
sekolah, etos kerja guru, kedisiplinan, sarana dan prasarana dan tentunya
strategi. Masalah ini merupakan masalah yang komplek karena membutuhkan skala
prioritas agar penangannya tepat. Untuk memahami lebih jauh permasalahan
pencapaian peserta didik tersebut dituangkan dalam laporan yang berjudul “Kreatif
adalah Kunci Keberhasilan Peningkatan Prestasi Peserta Didik di SD Negeri
Cangkring B2 Kecamatan Karananyar Kabupaten Demak”.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan
harus memilih strategi dalam upaya meningkatkan prestasi peserta didik. Setiap
warga sekolah memiliki tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan bidangnya
masing-masing termasuk Kepala Sekolah. Sebagai leader atau pemimpin di sekolah, Kepala Sekolah memiliki peran yang
sangat strategis. Keberhasilan program di sekolah akan ditentukan seberapa
besar daya dukung kepala sekolah dalam melaksankan manajemen di sekolah yang
dipimpinnya. Untuk memberi panduan dalam pembahasan makalah ini, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakh langkah nyata untuk meningkatkan peserta
didik di SD Negeri Cangkrig B2 melalui pengembangan sikap kreatif?
2. Apa sajakah dmapak nyata dari sikap kreatif yang
dikembangkan di SD Negeri Cangkring B2?
Dari perumusan masalah di atas maka strategi pemecahan
masalah yang dapat ditempuh adalah sebgai berikut
1.
Mengkaji visi sekolah
2.
Menyusun tujuan program sekolah yang jelas
3.
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan elemen sekolah.
4.
Melaksanakan program bimbingan melalui berbagai
cara-cara baru
5.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagai program
berikutnya.
6. Memberikan reward sebagai motivasi.
No comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat dan menghibur. Silahkan tinggalkan komentar demi kemajuan blog ini. Saya akan segera membalas komentar anda.