Menarik
untuk kita tinjau bersama, terdapat empat hal yang harus dibangun dan
dibudayakan dalam rangka memupuk mentalitas berkompetisi dan berprestasi,
sebagaimana ditekankan oleh Mendiknas. Pertama, bangun dan budayakan semangat kerja
keras baik bagi guru maupun siswa karena tidak mungkin muncul sebuah prestasi
hanya dengan bermalas-malasan. Kedua, bangun dan budayakan semangat
berkompetisi yang dipadukan dengan semangat kooperasi. Ketiga, bangun dan budayakan
kebiasaan berpikiran positif atau positive
mind set, sebab bagi mereka yang selalu berpikiran positif, jangankan
peluang atau harapan, masalah pun bisa mendatangkan peluang kebaikan. Keempat, bangun dan budayakan
sikap sportif atau sportifitas.
Sungguh
sangat sayang dan naïf jika 4 aspek yang disampaikan Mendiknas tersebut tidak
didukung oleh para pengampu (stakeholder) pendidikan, terutama di
sekolah. David McClelland
(1961) dalam bukunya Achieving
Society, pernah mengadakan penelitian di India yang kesimpulannya adalah
jika suatu masyarakat diberikan rangsangan dan pelatihan untuk berprestasi maka
hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang tidak
ditumbuhkan budaya kompetisi dan prestasinya.
Kebutuhan akan berprestasi atau need of achievement, sangatlah penting ditanamkan di
lingkungan sekolah, sehingga para siswa tidak takut dan gentar menghadapi
setiap kompetisi kapanpun, dimanapun dengan siapapun. Sementara itu, Sarlivanti (2010)
menyebutkan, terdapat dua hal yang sangat berperan dalam upaya menciptakan
iklim semangat berkompetisi dan prestasi pada siswa, yaitu, 1) Adanya sumber
daya manusia yang berkualitas, terutama guru, karena guru memegang peranan
kunci (sentral) dalam menguatkan (empowering) semangat kompetisi dan
prestasi siswa-siswanya. Guru
berprestasi akan menjadi inspirasi bagi murid-muridnya untuk berprestasi pula.
2) Budaya sekolah, nilai-nilai, sikap dan perilaku positif yang dikembangkan di
lingkungan sekolah akan mendorong siswa untuk berprestasi dan siap berkompetisi
secara sehat.
Setelah kurang lebih satu bulan mengenali permasalahan
di SD Negeri Cangkring B2 dapat disimpulkan bahwa iklim sejuk dan budaya kerja
sangat tidak kondusif, manajemen sekolah kurang tertata, etos kerja para guru
sangat kurang, kedisiplinan guru sangat rendah, dan sarana prasarana sekolah
sangat minim serta sekolah tidak memiliki strategi dalam meningatkan prestasi
peserta didik.
Kondisi lingkungan sekolah yang berada di ibukota
kecamatan, dan daya dukung masyarakatnya yang cukup tinggi tetapi mengapa di
even lomba tidak optimal dalam mencapai prestasi. Sikap dingin pada setiap
menghadapi lomba juga muncul, sehingga tidak ada tekat untuk mencapai prestasi.
Tekat yang kuat terus diupayakan. Dan mentalitas warga
sekolah terus dikuatkan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Karena
pencapaian prestasi peserta didik akan menjadi tolak ukur akuntabilitas publik
yang tinggi dan akan menjadi kebanggan bagi warga sekolah., baik peserta
didik, guru, kepala sekolah, masyarakat
dan alumni sekolah.
Penanaman kepada warga sekolah untuk meningkatkan
prestasi peserta didik terus digalakkan . sehingga kesadaran terhadap
masing-masing tugas dan tanggung jawab para warga sekolah semakin signifikan.
Ada kekuatan potensial yang ditunjukkan dan dapat dikembangkan.
No comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat dan menghibur. Silahkan tinggalkan komentar demi kemajuan blog ini. Saya akan segera membalas komentar anda.