Krakatau adalah legenda tersohor dengan gaungnya tak pernah
pudar hingga kini. Anak Krakatau terus bertambah tinggi dengan diiringi
aktivitas vulkanik yang rutin. Gunung yang terletak di Selat Sunda ini pernah
meletus dahsyat tahun 1883 yang menghancurkan gunung Krakatau sendiri. Saat itu
yang diingat adalah lontaran material yang berjumlah besar dan gelombang
tsunami setinggi 36 meter. Korban jiwa saat itu mencapai 36.000 orang, dengan
tak terhitung kerugian materi. Krakatau kini melahirkan Anak Krakatau, dan
ancaman letusan dahsyat satu abad silam masih mengintai dari dasar bumi.
Sejarah Vulkanologi
Pembentukan komplek gunung krakatau pada zaman pra sejarah
diawali dengan adanya sebuah gunung api yang sangat besar yang disebut
Krakakatau Besar yang berbentuk Kerucut. Pada ratusan ribu tahun yang lalu
terjadi letusan dasyat yang menghancurkan dan menenggelamkan lebih dari 2/3
bagian Krakatau.Akibat letusan tersebut menyisakan tiga pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Panjang dan
Sertung. Pertumbuhan lava yang terjadi di dalam Kaldera Rakata membentuk dua
pulau vulkanik baru yaitu Danan dan Perbuatan. Pada tanggal 27 Agustus 1883
terjadi letusan besar dan menghancurkan
sekitar 60% tubuh Krakatau di bagian Tengah sehingga terbentuk lubang
kaldera berdiameter kurang lebih 7 km dan menyisakan 3 pulau kecil YAITU Rkata,
Panjang dan Sertung. Kegiatan vulkanik
di bawah permukaan laut terus berlangsung dan periode 1927-1929 muncul
sebuah dinding kawah ke permukaan laut sebagai hasil erupsi. Pertumbuhan ini
terus berlangsung membentuk pulau yang
disebut Anak Krakatau
Vegetasi dan Spesies Baru
di Anak Krakatau
Setelah mengalami erupsi beberapa kali, lingkungan disekitar
Komplek Krakatau menjadi subur dan mendukung tumbuhnya vegetasi baru, antara
lain : Cemara Laut, Petai Laut, Rumput, Ambong-Ambong, Ficus Fulva, anggrek,
kelapa muda dan sebagainya. Setelah kejadian
yang mencekam itu kemudian juga mulai muncul beberapa spesies lagi, antara lain
laba-laba (1884), tikus (1915), ular dan biawak (1921)
Akibat dari Letusan
Gunung Krakatau
Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 walaupun lebih kecil
dari letusan-letusan sebelumnya, menunjukkan kejadian yang paling mencekam sepanjang sejarah.
Suara letusan terdengar di 1/13 permukaan bumi dari yang
paling jauh di barat kepulauan Mauritius (4.800 km) ke Australia Selatan (3.200
km)
Kenaikan tekanan atmosfer tercatat pada barometer sebesar 7
kali di seluruh dunia.
Debu di dalam atmosfer membuat kegelapan yang sangat luar
biasa hampir di seluruh belahan bumi
Sejumlah batu besar terapung-apung di permukaan laut dan masih terus ditemui pada
tahun 1885.
No comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat dan menghibur. Silahkan tinggalkan komentar demi kemajuan blog ini. Saya akan segera membalas komentar anda.